Minggu, 17 November 2013

Foto-foto Ornamen Gua Dan Etika Penelusuran gua

Ornamen Dalam Gua

Ornamen Gua

Caving diambil dari kata “cave” yang berarti gua, dapat diartikan sebagai kegiatan atau olah raga penelusuran gua. Caving sangat erat hubungannya dengan kegiatan ilmiah dalam Speleologi (ilmu tentangItulah sebabnya caving dan speleologi merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan.
Kali ini, saya akan membahas hal-hal yang menarik pada saat penelusuran gua (caving) apalagi jika buka ornamen. Ornamen gua terbentuk akibat adanya endapan-endapan kalsium yang terjadi melalui tetes-tetes air ataupun karena ter-erosi oleh aliran air. Pembentukan ornamen ini tidak membutuhkan waktu yang cepat. Untuk itu perlu diperhatikan etika penelususran gua :

ETIKA PENELUSURAN GUA

TAKE NOTHING BUT PICTURE

Dilarang mengambil apapun kecuali gambar (foto)

LEAVE NOTHING BUT FOOT PRINT

Dilarang meninggalkan apapun kecuali jejak kaki

KILL NOTHING BUT TIME

Dilarang membunuh apapun kecuali waktu
1. Flow Stone
Adalah kalsit yang terdeposisi (diendapkan) pada lorong gua.

2. Grous
Adalah kumpulan kalsit yang berkupul (terbentuk) dialiran air atau kemiringan tanah. Aliran ini banyak mengan dung carbon dioksida (CO2), semakin CO2 menguap atau memuai, calsit yang terbentuk semakin banyak.


3. Marble
Adalah batu gamping yang mengalami perubahan bentuk dimetamorfasekan oleh panas dan tekanan, sehingga merubah struktur yang unik dari batu tersebut.

4. Stalagtit
Adalah formasi kalsit yang menggantung.

5. Stalagmit
Adalah formasi yang menjulang keatas dibawah atap stalagtit.

6. Straw
Bentuknya seperti stalagtit tetapi berdiameter kecil, sebesar tetesan air, panjangnya 1-15 Cm.

7. Pearls
Adalah kumpulan batu kalsit yang berkembang didalam kolam dibawah tetesan air, disebut pearls karena bentuknya seperti mutiara.

8. Styalalite
Garis gelombang yang terdapat pada potongan batu gamping.

9. Curtain
Endapan yang berbentuk seperti lembaran yang terlipat, menggantung di langit-langit gua atau di dinding gua.

10. Rimstone Pool
Berbentuk seperti bendungan yang berbentuk ketika terjadi pengendapan air, CO2-nya menghilang dan menyisakan kalsit yang bersusun-susun.



 


11. gourdam
10. Caulliflower
12. gorden


Penampakan Ornamen Goa:
1. Big Sinkhole
bentuk goa ini bisa dibedakan dari Letak mulut goanya. Mulut goa Big sinkhole biasanya berupa lobang besar dengan reruntuhan batuan di dasar goa

2. Domepit
dinamakan dome, karena ada ruang ‘dome’ di bagian Lorong mulut goanya. Lorong ini berbentuk kubah dengan lubang di atas dan reruntuhan batuan pada dasarnya

3. shaft chamber
Ga beda jauh sih sama domepit. Cuma bedanya dia ada lorong panjangnya dulu di bagian pintu masuk goanya.  Merupakan pintu masuk goa berbentuk lorong vertikal dengan ujung berupa ruangan besar

4. Dome
Langit-langit goa berbentuk kubah

5. Slope
Longsoran batu-batu dari dinding gua yang runtuh

6. Sump
Kolam air di ujung lorong goa dan biasanya ujung lorong lanjutannya terletak di dalamnya serta hanya dapat dimasuki dengan menyelam

7. Lorong Phreatic
Lorong goa dengan aliran air yang kecil

8. Lorong Vadose
Lorong goa dengan air setinggi + 1 meter

9. Lorong Duck
Lorong goa yang berisi lebih banyak air dibanding ruang udaranya

10. Trench
Seperti lorong vadose, hanya penampang goa lebih sempit

11. Collapse Shaft
Celah vertikal yang tersumbat reruntuhan bebatuan, tetapi masih dapat di huni

Oke segitu aj dulu mengenai Pengenalan Goanya..

Tips Mencegah Musibah Dalam Gua

Tips Mencegah Musibah Dalam Gua Di dunia susur gua atau caving, ada dua musibah yang bisa terjadi, yakni incidence dan accident. Kegiatan yang menantang, dan cukup beresiko bagi penggiatnya yang tak mengetahui karakter maupun medan gua yang akan di telusuri. Sebaiknya, dimulai dari mengetahui bahaya - bahaya dan musibah yang bisa menimpa karenanya. INCIDENCE adalah kejadian yang tidak menggembirakan namun tidak sampai membawa kematian atau terlukanya penelusur gua, contoh : tersesat, jatuh terpeleset tanpa menyebabkan luka, kelelahan, kehilangan alat - alat SRT, dehidrasi, terjebak air bah dalam gua, terlambat keluar gua dan tidak sesuai kesepakatan sehingga dicari teman - temannya, memasuki gua vertikal tidak menggunakan peralatan yang dipersyaratkan sehingga sulit keluar, dll. ACCIDENT adalah musibah fatal atau berakibat lukanya penelusur gua. BANJIR DALAM GUA 1. Jangan memasuki sistem perguaan pada musim hujan. Pelajari iklim setempat. 2. Perhatikan aliran air dalam gua, apakah berasal dari sungai di atas permukaan tanah? Perhatikan sedimen dasar sungai, bebatuan dari luar ( bulat, berwarna abu - abu / hitam ) dan lumpur adalah indikasi nyata, aliran air itu jenis vadosa dan berasal dari sungai permukaan. Pada saat hujan deras, sungai dalam gua yang sifatnya numpang lewat, dengan cepat akan meluap. Bila sedimen hanya terdiri dari serpihan, butiran, kerikil berwarna putih kekuningan, tanpa sedikitpun lumpur, berarti sungai dalam gua berasal dari akumulasi air perkolasi, yang terlihat menetes dari setiap ujung bawah stalaktit bawah dan mengaliri flowstone ( menyerupai air terjun membeku ), gourdam ( menyerupai petakan sawah ), drapery ( menyerupai gorden ) dan dinding lorong gua. Air perkolasi lambat responsnya terhadap hujan lebat. Air hujan membutuhkan banyak waktu untuk meresap ke dalam sistem percelahan lapisan batu gamping yang tebal. Sungai bawah tanah yang berasal dari kumpulan air perkolasi, tidak cepat meluap saat hujan di luar gua. Debitnya baru bertambah mungkin setelah 6 sampai 12 jam, meningkatnya juga perlahan - lahan. Tetapi pada umumnya, sungai bawah tanah itu suatu kombinasi antara air vadosa dan air perkolasi. Lakukan analisa mana yang lebih dominan melalui analisa kualitas dan kuantitas sedimen pada dasar sungai dalam gua. Makin banyak lumpur, makin cepat terjadi banjir dalam gua saat hujan lebat. Kemudian perhatikan dinding gua, apakah terlihat "garis lumpur" atau "mud line", yaitu suatu garis berwarna cokelat pada dinding gua yang putih bersih, garis itu adalah tanda batas ketinggian air meluap saat hujan. Perhatikan juga apakah ada aneka jenis sampah atau bagian tumbuhan yang berasal dari luar yang tersangkut pada dinding atau plafon gua. Tersangkutnya kantong plastik, kain, ranting, dan lain - lain di plafon gua berarti bahwa saat banjir, seluruh lorong gua tertutup air sampai plafonnya. 3. Perhatikan topografi kawasan karst, bila didominasi bukit - bukit terjal, maka gua - gua yang biasanya terletak pada dasar cekungan - cekungan di bawah bukit, akan cepat kemasukan air hujan. Bila lokasi gua - gua di Plato ( dataran rendah ) maka air hujan lebih lambat memasuki interior gua. Kawasan karst sempit, lebih cepat mengalirkan air hujan ke dalam interiornya. Kawasan karst luas, membutuhkan waktu lebih banyak untuk mengalirkan air ke dalam interiornya, walaupun pasti jumlah air hujan yang masuk, akan jauh lebih banyak dari kawasan karst kecil. 4. Perhatikan status vegetasi kawasan tadah hujan. Kalau masih hutan lebat, air hujan akan terikat dulu oleh sistem perakaran, sebelum menetes masuk ke dalam gua. Bila sudah dijadikan ladang, atau sudah ditebang habis hutannya, maka air hujan akan lebih cepat memasuki interior karst. 5. Percayalah pada penduduk setempat, yang memberitahukan bahwa pada musim hujan seluruh atau sebagian gua akan tertutup air. GAS RACUN Di Indonesia, yang dimaksudkan dengan gas racun ialah karbon dioksida ( CO2 ) yang jumlahnya berlebihan, terutama ditemukan dalam lorong - lorong buntu yang tidak berventilasi. Produksi gas CO2 dalam gua berlanjut terus. Tetesan air perkolasi yang mengandung larutan jenuh zat kapur Ca ( HCO3 )2, terurai menjadi H20, yang menetes ke alam interior gua, gas CO2 yang berdifusi ke dalam atmosfir gua dan CaCO3 yang mengendap sebagai kalsit / aragonit pembentuk aneka jenis dekorasi gua. Kalau tidak ada ventilasi, maka kandungan CO2 meningkat terus, terutama di balik sifon, ini bahaya terbesar bagi cave divers. CO2 bertambah banyak bila terlihat akar - akar pohon menjuntai dari plafon ke dalam lorong - lorong gua, contoh : gua - gua di sekitar Blora. Juga bertambah banyak bila ada bahan organik yang membusuk dalam gua ( dedaunan, ikan - ikan mati, dsb ). Bila saat memasuki sebuah gua kita merasa ragu dan mulai ada gejala hyperventilation ( nafas terengah - engah walaupun tidak lelah ), kita dapat menyalakan sebuah lilin, bila nyala lilin tersebut mati, secepatnya keluar. Jangan andalkan nyala karbit, karena lampu karbit masih bisa menyala walaupun kandungan CO2nya sudah mematikan. Hati - hati masuk ke dalam gua bila ada kegiatan vulkanik di dekatnya, karena kandungan gas SO2, H2S, NO2, dll, bisa tinggi. Jangan memasuki gua bila dalam radius 5 km ada kegiatan penambangan memakai bahan peledak. Gas yang dihasilkan sumbu yang dibakar, bisa meresap rekah celah karst sejauh 5 km lebih dan sifatnya sangat toksis, contoh : di Belgia pernah ada 7 penelusur gua vertikal meninggal karena keracunan gas yang digunakan petambang pada jarak 5 km. Paling bahaya adalah saat suatu lubang di bawah tanah ditemukan setelah digali bagian atasnya ( misalnya untuk membuat fondasi rumah penduduk ). Lubang di kawasan karst yang baru terbuka, sudah pasti tinggi kandungan CO2 nya. Kandungan CO2 tinggi dapat dijumpai pula di sumur yang dalam, karena CO2 lebih berat dari udara, sehingga terkumpul pada dasar sumur. Banyak penggali sumur dalam, meninggal karena keracunan CO2. Radon adalah gas tidak berwarna, tidak tercium, tetapi berbahaya karena bersifat radioaktif. Gas ini terdapat dalam beberapa gua dengan konsentrasi tinggi, hal mana bisa menyebabkan kanker paru - paru dan lebih mudah menyerang para perokok. Oleh sebab itu seorang perokok sebaiknya jangan melakukan kegiatan caving. Kalaupun ingin melakukannya, jangan memasuki lorong yang pengap dan terlalu lama ( sampai berjam - jam ) menelusuri gua alam. Gas racun berbau ialah yang dihasilkan tumpukan guano bercampur air kencing kelelawar. Baunya menyengat karena mengandung gas Ammonia. Bila konsentrasinya tinggi, bisa mematikan manusia yang menghirupnya, tanpa berpengaruh pada kelelawar. Pakailah masker hidung saat menelusuri gua pada malam hari yang banyak kelelawarnya. Bila menderita pusing, mual dan sulit bernafas, segera keluar gua dan hiruplah oksigen dalam tabung kecil secepatnya. TERSESAT Gua - gua di Indonesia sedikit cabang - cabangnya. Di Eropa banyak gua yang cabangnya sampai puluhan. Agar tidak tersesat, senantiasa memetakan gua sambil menelusurinya. Bisa gunakan tali, pasang tumpukan batu atau ranting pada persimpangan. Yang paling tepat, tetapi cukup mahal adalah meletakkan light stick pada persimpangan, terutama bila gua itu bertingkat banyak ( multilevel ). Setiap sepuluh langkah wajib lihat balik. Aspek gua saat keluar selalu tampak berbeda dengan apa yang dilihat saat memasukinya, lebih - lebih bila bertingkat. Daya orientasi penelusur gua wajib kuat. Jangan lupa membawa cadangan karbit, baterai dan bola lampu secukupnya. Tanpa bantuan cahaya, semua penelusur pasti tersesat. DEHIDRASI Penelitian menunjukkan, bahwa saat penelusur gua merasa haus, air minum tidak akan mencukupi kebutuhan. Minumlah yang banyak sebelum memasuki gua dan tunggu sampai berkemih sebelum memasukinya. Jangan minum air dalam gua, yang terbukti terkontaminasi semuanya. Air perkolasi dalam gua Petruk ( Gombong ) terbukti terkontaminasi insektisida DDT. Bawa air minum dalam botol / tempat khusus. GIGITAN BINATANG BERACUN DALAM GUA Senantiasa pakai sarung tangan karet speleo / industri kimia dan jangan memasukkan tangan ke dalam lubang atau celah sebelum meneliti apa yang ada di dalamnya, mungkin saja di dalamnya ada sarang ular atau binatang berbisa lainnya. Lokasi yang sering dijumpai adanya ular beracun ialah sekitar mulut gua atau perjalanan menuju mulut gua. KELILIPAN Jangan remehkan kejadian yang amat mengganggu ini. Pakai selalu kacamata penyelam, saat membor dinding gua untuk pasang rock anchor ( bolt ). Juga saat korban musibah diangkut keluar gua, dia harus dipakaikan kacamata penyelam. Gua yang dihuni kelelawar dengan banyak guano kering, bisa membahayakan penelusur gua, bila di dalam guano itu terdapat spora histoplasma capsulatum. Bila terhirup masuk paru - paru, timbullah penyakit histoplasmosis paru - paru. Gejalanya mirip tbc paru - paru, seperti batuk - batuk, demam, pegal - pegal, nafsu makan berkurang, berat badan meyusut cepat. Bila difoto rontgen paru - parunya, maka gambarannya juga sangat mirip tbc. Itu sebabnya, setiap penelusur gua yang batuk - batuk dan demam seminggu setelah menelusur gua ber-guano, pada saat diperiksa seorang dokter, wajib menjelaskan perihal kegiatan caving yang telah dilakukannya. Bila tidak dijelaskan, maka pada umumnya dokter akan mendiagnose tbc paru - paru dan mengobatinya sesuai diagnosa tersebut. Pasien tidak akan sembuh dan akan meninggal dunia. Obat yang tepat ialah suntikan Amphotericin B secara intravenosa. Mencegahnya ialah dengan senantiasa memakai masker hidung ( seperti yang digunakan di lingkungan industri berdebu dan yang banyak dipakai sewaktu ada wabah SARS ) saat memasuki gua yang banyak guano - nya. - See more at: http://expaindonesia.blogspot.com/2012/08/tips-mencegah-musibah-dalam-gua.html#sthash.n4k9Z4gi.dpuf

Peralatan caving

Peralatan Untuk Caving
Caving atau susur gua memerlukan peralatan yang sangat terjaga kemampuan kondisi fisiknya. Dalam arti kuat dan tangguh dalam menjaga raga kita. Harga tentunya sepadan dengan kemampuannya, jika memang kamu penggiat susur gua sejati. Karena gua mempunyai kondisi dan medan yang sangat lain dengan kondisi alam lainnya. Medan lumpur, tumpukan batu ( boulder ), air terjun, lorong sempit, lorong yang rendah, dan terutama sekali karena kondisi gua yang selain gelap gulita. Peralatan di bagi menjadi dua, yakni untuk personal dan team.

1. Personal Equipment

a. Helm Speleo
Helm yang khusus, yang kuat ( memenuhi standart atau ISO ) dan setidaknya di uji coba dulu, punya bagian yang berupa pita yang adjustable digunakan untuk mengikatkan helm pada kepala kita.

b.Boom.
Berupa tabung yang di hubungkan dengan sebuah slang ke helm. Terdiri dari dua bagian, tabung alas berguna untuk menampung air yang di lengkapi dengan regulator saluran gas dan lobang tempat pengisian air. Tabung bawah di gunakan untuk mengisi karbit.

c. Alat penerangan
Penerangan di sini ada macam :
elektrik ( senter, headlamp dan sejenisnya ) dan non elektrik ( karbit, lilin dan sejenisnya )

d.Cover all
Merupakan pakaian khusus yang modelnya itu nyambung ( baju dan celana ) atau baju kodok atau baju kaya model bengkel - bengkel atau baju lab…hehe
Nah kalau untuk bahannya bisa dari kaya baju kodok, baju bengkel, baju lab dan bisa dari parasut ( melindungi dari air, panas, guano ).

e. Sepatu
Untuk sepatu setidaknya yang model atau bahannya karet ( tahan air ) karena untuk menghindari air didalam goa dan guano. Tetapi kembali lagi dengan medan di goanya sendiri. Yah pertimbangkan saja, karena setiap sepatu atau alat punya kelebihan dan kelemahan.

f. Sarung tangan
Berfungsi untuk melindungi tangan dari panas karena gesekan tali ataupun melindungi tangan dari gesekan dengan dinding gua yang tajam dan kasar.

g. Pelampung

h. SRT set
Peralatan ini menjadi peralatan pribadi untuk efisiensi tenaga dan efektifitas penelusuran, karena beberapa peralatan yang ada disesuaikan dengan tubuh pemakai.

a. Seat harness.

Di gunakan untuk mengikat tubuh yang di pasang pada pinggang dan paha, macam dan bentuk seat harness yang biasa di pakai adalah
Avanti
Croll
Rapide
Fractio
b. Ascender

Peralatan ini di gunakan untuk naik atau memanjat lintasan ( tali ). Ascender dibedakan menjadi dua, yaitu hand ascender yang digunakan untuk dipegang di tangan dan chest ascender yang di gunakan untuk di ikatkan di dada. Macamnya yaitu :
Hand jummar
Croll
Basic jummar
Jumar


c. Descender

Digunakan untuk memuat lintasan( tali ), ada banyak descender yang di gunakan
Capstand : simple stop descender ( bobin / non auto stop ) dan auto stop descender
Whaletail, biasa digunakan para caver di Australia.
Rack : Open dan Close rack
Figure of eight
d.Mailon Rapide ( MR )

Ada tiga macam, yaitu :
Delta MR, digunakan untuk menyambung ( dua loop ) seat harness
Semi Circular MR, digunakan untuk menyambung ( dua loop ) seat harness
Oval MR, digunakan untuk menyambung chest ascender dengan delta MR atau semi circular MR
e. Chest Harness

Di gunakan untuk mengikat seat harness dengan dada


f.  Cows tail

Di buat dengan tali dinamik yang di simpul; dengan salah satu talinya lebih pendek. Tali yang pendek di gunakan sebagai pengaman / tambatan pengaman. Tali yang panjang di gunakan untuk menghubungkan hand ascender dengan tubuh. Di kedua ujung cowstail tersebut di pasang dua karabiner delta non screw
g. Foot loop

Di gunakan untuk pijakan kaki dan di hubungkan dengan ascender. Ada beberapa macam bentuk foot loop yang biasa di gunakan.

2. Team Equipment

a. Tali
Tali yang di gunakan harus benar-benar mempunyai kualitas yang baik dan memerlukan perawatan yang baik pula. Jenis tali di bagi menjadi :
Hawsterlet
Jenis ini tidak di pakai dalam penelusuran gua vertical. Berbentuk lilitan dari bahan nilon
Kernmantel
Di sebut jenis kernmantel karena mempunyai dua bagian yaitu bagian kern ( bagian dalam/inti ) dan mantel ( bagian luar / pembungkusnya ). Untuk vertical caving di gunakan jenis static rope. Kekuatan tali yang di gunakan biasanya harus mengalami uju kekuatan terlebih dahulu.

b. Ladders
Ladders atau tangga tali biasanya terbuat dari kawat baja atau dari tali dengan diameter tertentu ( lebih kecil dari diameter tali yang di gunakan untuk vertical caving )

c. Tali pita ( Webbing )
Berbentuk tabung ataupun pipih ( plate ), sangat berguna untuk pemasangan tambatan alam, deviasi maupun bentuk tambatan lainnya.

d. Padding
Padding adalah pelindung tali dari gesekan. Biasanya di buat dari bahan terpal yang kuat menerima gesekan

e. Carabiner ( cincin kait )
Fungsi alat ini sebagai pengait. Carabiner mempunyai beberapa macam bentuk sesuai dengan kegunaan dan fungsinya. Tiap produk carabiner yang ada telah mengalami uji kekuatan dari pabriknya untuk tarikan vertical maupun horizontal.
Berdasarkan pengamannya, carabiner dibagi menjadi :
Carabiner Screw Gate, jenis ini mempunyai pengunci pada pintu atau gerbangnya
Carabiner Non Screw Gate, jenis in tidak mempunyai pengunci pada pintu atau gerbangnya.

Berdasarkan bentuknya, carabiner dibagi menjadi :
Oval Carabiner. Jenis ini di rancang jika mendapat beban maka kedua sisinya, sisi utuh maupun sisi pintu, mendapat beban yang sama
Delta Carabiner. Jenis ini di rancang jika mendapat beban maka kedua sisinya mendapat beban yang berbeda. Sisi utuh mendapat beban lebih besar dari pada sisi pinti
D Carabiner. Jenis ini di rancang jika mendapat beban maka kedua sisinya mendapat beban yang berbeda. Sisi utuh mendapat beban lebih besar dari pada sisi pintu.
A Carabiner. Jenis ini di rancang jika mendapat beban maka kedua sisinya mendapat beban yang berbeda. Sisi utuh mendapat beban lebih besar dari pada sisi pintu.
Hart Carabiner. Jenis ini di rancang jika mendapat beban maka kedua sisinya mendapat beban yang sama.

f. Pengaman Sisip
Pengaman sisip adalah peralatan tambahan untuk membuat tambatan. Penggunaan pengaman sisip sangat tergantung pada bentuk bawaan batuannya. Pengaman sisip yang sering di gunakan yaitu :
Chock Stopper. Jenis ini berbentuk piramida tumpul. Bisa di gunakan untuk celah vertical maupun horizontal
Hexentrik. Bisa di gunakan untuk celah vertical maupun horizontal
Friend. Jenis ini digunakan untuk dibebani secara vertical
Chock Stone. Jenis ini bekerja seperti pengaman sisip lainnya.
Bisa terpasang dengan sendirinya ( batu yg terjatuh lalu terjepit pada celah ), maupun sengaja di pasang.
Jammed Knot. Teknik yang memasang pengaman sisip dengan menggunakan simpul pada webbing.

g. Paku Pitton
Adalah salah satu bentuk pengaman tambahan yang berbentuk seperti palu yang di tanamkan pada celahvertical maupun horizontal.

h. Bolts.
Pada penelusuran gua vertical, jika kita tidak bisa menemukan natural anchor maupun pemasangan pengaman sisip lainnya, maka satu-satunya pilihan adalah pemasangan bolts (bor tebing)
i. Hanger.
Peralatan ini adalah pasangan dari bolts. Hanger ini di gunakan untuk menambatkan tali. Bentuk-bentuk yang ada di sesuaikan dengan medan yang ada. Macam hanger yang ada :
Plate hanger
Jenis ini di gunakan untuk dinding yang tidak overhang, carabiner yang digunakan adalah carabiner oval. Sisi carabiner harus selalu menempel dinding.
Twiste hanger
Jenis ini digunakan untuk dinding overhang maupun untuk roof. Carabiner yang di gunakan bisa carabiner oval maupun carabiner delta.
Ring hanger
Jenis ini digunakan untuk dinding overhang maupun dinding lurus. Carabiner yang di gunakan bisa carabiner oval maupun carabiner delta. Juga bisa tanpa carabiner
Clown hanger
Jenis ini bisa di gunakan di semua bentuk medan, hanger ini tidak menggunakan carabiner.

j. Driver
Di gunakan untuk mengebor dinding atau tebing

k. Hammer
Di gunakan untuk mengetes batuan yang akan di gunakan untuk anchor juga untuk mengebor tebing.

l. Tackle bag
Tas khusus untuk penelusuran gua, terbuat dari bahan terpal yang tahan gesek.

m. Pulley
Berbentuk kerekan yang prinsip kerjanya untuk memperingan penarikan beban. Biasanya digunakan untuk rescue.

Pengertian dan sejarah penelusuran gua

PENGERTIAN DAN SEJARAH CAVING
Posted by : ian zempakh Sabtu, 02 Maret 2013

Pengertian dan Sejarah Penelusuran Gua 'Caving' yakni Caving berasal dari kata Cave= Gua. Sedangkan orang yang menelusuri gua disebut caver. Jadi caving bisa diartikan sebagai kegiatan penelusuran gua yang mana merupakan salan satu bentuk kegiatan dari Speleologi. Sedangkan Speleologi secara morfologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu : Spalion = Gua dan Logos = ilmu. Jadi, secara harfiah Speleologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang gua, tetapi karena perkembangan speleologi itu sendiri, spleologi juga mempelajari tentang lingkungan disekitar gua. 


Ada Beberapa Pengertian Penelusuran Gua "Caving' menurut para ahli Penemu mamupun para Caver, yakni : 
  1. Menurut IUS (International Union of Speleology) anggota komisi X UNESCO PBB : “Gua adalah setiap ruang bawah tanah yang dapat dimasuki orang”.
  2. Menurut R.K.T.ko (Speleologiawan) : “Setiap ruang bawah tanah baik terang maupun gelap, luas maupun sempit, yang terbentuk melalui system percelahan, rekahan atau aliran sungai yang membentuk suatu lintasan aliran sungai dibawah tanah.”
Adapun Sejarah Penelusuran Gua 'Caving', yang dimulai dari tahun ke tahun, yakni : 


  1. Penelusuran Gua dimulai oleh John Beaumont, ahli bedah dari Somerset, England (1674) ia seorang ahli tambang dan geologi amatir.
  2. Orang yang paling berjasa mendeskripsikan gua-gua antara tahun 1670-1680 adalah Baron Johann Valsavor dari Slovenia. Ia mengunjungi 70 goa, membuat peta, sketsa dan melahirkan buku setebal 2800 halaman.
  3. Joseph Nagel, pada tahun 1747 berhasil memetakan system perguaan di kerajaan Astro-Hongaria.
  4. Stephen Bishop, pemandu wisata gua yang paling berjasa dan membawa gua Mammoth diterima UNICEF sebagai warisan dunia.

Minggu, 10 November 2013

Caving

Selasa, 09 Maret 2010

PENELUSURAN GUA

Sebelum lebih jauh mempelajari teknik-teknik penelusuran gua, langkah pertama yang perlu kita lakukan adalah mempelajari bahaya-bahaya penelusuran gua.

PENDAHULUAN

Setiap kegiatan di alam terbuka selalu memiliki resiko untuk terjadi kecelakaan. Sebenarnya kasus kecelakaan di kegiatan alam terbuka relatif kecil, akan tetapi setiap terjadi suatu kecelakaan selalu di ekspose secara besar - besaran sehingga banyak pihak yang menganggap bahwa kegiatan alam terbuka resikonya jauh lebih besar. Padahal kalau kita membaca surat kabar setiap hari selalu terjadi kecelakaan di jalan raya, tetapi orang menganggap bahwa naik motor atau mobil jauh lebih aman daripada melakukan kegiatan petualangan di alam terbuka.

Pada dasarnya pada semua kegiatan alam terbuka bahaya kegiatan ini selalu terbagi dalam dua jenis, yaitu bahaya dari pelaku kegiatan dan bahaya yang berasal dari lingkungan atau alam. Bahaya dari segi pelaku kegiatan sebenarnya dapat diminimalkan sekecil mungkin dengan melakukan persiapan pengetahuan, fisik, teknis dan non teknis. Sedangkan bahaya dari segi lingkungan untuk sebagian orang tidak dapat diperhitungkan, misalnya faktor cuaca, tetapi untuk kegiatan speleologi dan penelusuran gua semua faktor masih dapat diperhitungkan, sehingga yang paling berperan adalah faktor human error / kesalahan dari pihak manusia sebagai pelaku kegiatan.

Dalam kegiatan speleologi dan penelusuran gua, bahaya dari faktor lingkungan dapat diminimalkan bahkan dihilangkan bila kualitas SDM / pelaku kegiatan di optimalkan, serta konsekuen terhadap etika, moral dan kewajiban penelusuran gua.

KLASIFIKASI dan URAIAN BAHAYA GUA

Dalam kegiatan speleologi dan penelusuran gua bahaya ini diklasifikasikan menjadi dua yaitu :

A. ANTHROPOSENTRISME
B. SPELEOSENTRISME

Anthroposentrisme adalah bahaya yang dapat menimpa manusia sebagai pelaku kegiatan penelusuran gua, terbagi lagi menjadi bahaya yang disebabkan oleh manusia itu sendiri dan bahaya yang disebabkan oleh gua sebagai media kegiatan penelusuran.

Beberapa bahaya dari sisi Anthroposentrisme ini adalah :

1. FAKTOR MANUSIA

a. Ceroboh , sembrono , nekad
* Kurang persiapan ( informasi, fisik, teknik, perlengkapan, logistik )
* Tidak menguasai teknik dan peralatan ( salah alat, melepas alat, tidak disimpul )
* Tidak menguasai teknik penelusuran ( panjat, renang, selam, SRT )
* Terpeleset
* Memilih pijakan labil
* Kepala terantuk batu , ornamen, atap gua
* Merubah formasi gua
* Tidak mematuhi Etika, Moral dan Kewajiban penelusuran gua
* Memaksakan diri mengejar target kegiatan

b. Tersesat
* Kurang pengamatan pada waktu masuk
* Sumber cahaya habis
* Gua labirin dan bertingkat
* Terlalu lelah

c. Tenggelam
* Tidak dapat berenang
* Dapat berenang tetapi sembrono
* Cave Diving

d. Salah dalam pembagian Tim penelusuran
* Tidak sesuai kemampuan
* Pembagian beban tidak merata


2. FAKTOR PERALATAN
a. Berkurangnya kualitas peralatan
* Aus ( pemakaian over, tidak dirawat, salah pakai, dll )
* Rusak ( terpakai, tersimpan, jatuh, dll )
* Friksi pada saat penggunaan

b. Penggunaan tidak semestinya
* Terkena beban ungkit, beban bukan pada arah yang direkomendasikan
* Descending terlalu dalam, terlalu cepat


c. Beban berlebihan
* Salah pemasangan lintasan
* Transfer barang, Rescue


d. Penyusutan tidak terkontrol
* Penyimpanan
* Penggunaan
* Pencucian


3. FAKTOR GUA DAN ALAM

1. Banjir, tenggelam, arus deras, sump, siphon, lumpur dalam, lumpur hisap
2. Runtuh

* gempa
* labil
* penambangan
* umur gua
* manusia

c. Gas berbahaya

* O2 tipis,
* CO, CO2 tinggi,
* Nitrogen,
* Sulfur,
* Racun karbit (link ke The Newsletter of Cave Conservation and Management ), senyawa karbit


d. Penyakit akibat virus, bakteri, dan jamur .

e. Binatang berbahaya

* berbisa,
* beracun,
* menyengat,
* menggigit,
* mengisap darah,

f. Tanaman berbahaya ( jelatang, kemadoh, lugut / aur / duri halus, dll )

g. Air mengandung bakteri Coli, air akumulasi guano, air kencing binatang pengerat (tikus)

h. Hipothermia ( Kedinginan, penurunan suhu tubuh )

* Sungai bawah tanah
* Angin
* Tidak membawa pakaian yang memadai
* Kurang kalori
* Kebanjiran

i. Dehidrasi ( Kekurangan cairan tubuh )

* Haus yang berlebihan
* Gua pengap dan panas
* Udara tidak mengalir

j. Debu halus ( batuk, sakit mata, pernafasan terganggu )

k. Tersambar petir ( di permukaan, di dalam melalui aliran air )

l. Terkena aliran listrik ( lampu, genset, pompa air )
m. Mistis, mitos, legenda ( bahaya sekunder )

* Kepercayaan masyarakat
* 'X' File, mahluk halus
* Pelecehan terhadap Juru Kunci

Speleosentrisme adalah bahaya yang dapat menimpa gua akibat dipergunakan sebagai media kegiatan penelusuran gua.



* Pengaruh terhadap bentukan di dalam gua
* Pengotoran lingkungan gua ( vandalisme, sampah, aroma tak sedap )
* Perusakan ornamen gua ( pematahan perusakan, pengambilan, corat - coret )
* Perusakan oleh penambangan di dalam gua
* Perusakan sistem hidrologi dan kualitas airnya
* Pembuatan bangunan dengan design overkill


2. Pengaruh terhadap ekosistem gua ( akibat kunjungan berlebihan, suara berlebihan, cahaya berlebihan, kotoran dari luar masuk ke dalam gua )

1. Avia fauna
2. Aqua fauna

3. Pengaruh terhadap ekosistem karst

1. Pengaruh ledakan populasi hama akibat terganggunya biota gua ( walet, Sriti, Kelelawar )
2. Binatang langka terusik dari gua ( harimau, srigala, dll )

1. ANTISIPASI

Antisipasi untuk masing - masing klasifikasi bahaya berbeda - beda, tetapi pada dasarnya adalah bagaimana kegiatan penelusuran gua ini dapat dilakukan tanpa menimbulkan bahaya bagi pelaku maupun bagi guanya, sehingga hasil dari kegiatan penelusuran gua ini bermanfaat bagi penelusur gua maupun bagi masyarakat sekitar gua.

Satu - satunya jalan untuk lepas dari bahaya Anthroposentrisme adalah dengan konsekuennya pelaku kegiatan terhadap Etika, Moral dan Kewajiban Penelusur Gua, serta selalu meningkatkan kualitas pengetahuan kita terhadap pengetahuan pendukung speleologi. Sedangkan antisipasi bagi gua - gua yang memiliki nilai ilmiah tinggi adalah dengan :

1. Memberlakukan prosedur perijinan yang ketat
2. Menciptakan SDM yang standar untuk mengawasi dan mengontrol gua - gua yang sering dikunjungi
3. Memberdayakan dan pelibatan masyarakat setempat untuk menjaga gua - gua di lokasi mereka
4. Menjaga kepercayaan masyarakat dan meng-angkerkan gua tertentu demi tujuan konservasi
5. Mengangkat jurukunci khusus untuk menjaga gua tertentu

II. REFERENSI INSIDEN

1. Insiden yang pernah terjadi dalam kegiatan penelusuran gua : banjir, kejatuhan batu, blocking di simpul dan sambungan, terpeleset
2. Kecelakaan dalam penelusuran gua ( L. Kayu Ares, gua Kedung Pawon, gua Sriti, gua Buniayu, L. Jati )
3. Kerusakan gua akibat kegiatan manusia

1. Penelusuran gua :
G. Seropan (Ponjong, Gunung Kidul), G. Semuluh (Semanu, Gunung Kidul), L. Jaran (Pacitan), L. Cokro (Ponjong, Gunung Kidul)
2. Wisata : Gua Jatijajar (Ayah, Kebumen), Gua Gong (Pacitan), gua Tabuhan (Pacitan)
3. Penambangan : gua Cenguk (Ponjong, Gunung Kidul), Gua Pucung (Buayan), gua Lalay, gua Lawa
4. Lain - lain : Gua Rahayu Adipala